SIAPA Pelayan
Kristus?
Siapa pelayan Kristus itu? Pelayan Kristus
dikenal dari ciri-cirinya atau karakteristiknya. Lalu bagaimana karakteristik
pelayan Kristus? Karakter pelayan Kristus yang dikehendaki Bapa tentulah seperti karakter Tuhan
Yesus Sang Pemimpin Agung. Oleh sebab itu setiap pelayan Kristus secara
umum harus terus bertumbuh
dalam proses pendewasaan atau penyempurnaan seperti Kristus, menempatkan Alkitab sebagai pedoman
hidup, menjadikan Alkitab sebagai pijakan segala pola tindak,
pola pikir dan keputusan-keputusannya, theosentris (berfokus
pada Allah), serta misinya adalah memberitakan Yesus Kristus sebagai sentral keselamatan dan
berkat dunia.
Pelayan Kristus yang
Terdidik dalam Iman
Terdidik dalam iman
artinya tidak hidup dalam
dosa, namun taat mutlak
kepada Allah, kepada segala perintah dan kehendak-Nya (Flp. 2:8; Ibr. 5:7- 9). Terdidik dalam iman
juga berarti hidupnya menjadi
berkat untuk orang lain (Yoh. 4:34), tidak berpusat pada diri sendiri, tetapi hidup yang bertujuan untuk
memuliakan Tuhan. Terdidik dalam iman juga
berarti memiliki kepekaan terhadap Roh Kudus (Rm. 12:2; Mat. 5:8). Dalam Matius 5:8, kata
“melihat” dalam teks aslinya tidak menggunakan kata “blepo atau theoreo” yang artinya melihat dengan mata, tetapi “horao” yang artinya melihat dengan
hati. Ini menunjukkan
pribadi yang peka dengan Tuhan, yang dapat membedakan antara suara dunia atau iblis, suara diri sendiri
dan suara Tuhan. Kepekaan pelayan Kristus
mencerminkan keintiman hubungannya dengan Roh Kudus. Pelayan
yang peka terhadap Roh Kudus akan bertahan di dalam pembentukannya menjadi pelayan terdidik. Pelayan yang peka
terhadap Roh Kudus senantiasa
bersedia dikoreksi oleh Tuhan, hatinya tulus dan jujur, dan memiliki manusia batiniah yang berkenan di hadapan Tuhan.
Pelayan Kristus yang
Terdidik dalam Ajaran Sehat
Pelayan Kristus yang terdidik dalam ajaran sehat memiliki komitmen kepada Tuhan, kepada organisasi dan pekerjaan. Ia
juga memiliki integritas diri.
Pelayan Kristus yang terdidik dalam ajaran sehat memiliki disiplin, motivasi, semangat hidup, kerja sama,
orientasi proses & hasil,
sikap positif, kreatif, inovatif, sinergetik, energetik, ketahanan, dan konsistensi. Ia juga memiliki
kemauan, kerja keras untuk bekerja,
punya kesetiaan dan ketekunan
kerja.
Pengetahuan & keahlian Pelayan Kristus yang Terdidik
Terdidik erat
kaitannya dengan pengetahuan. Oleh sebab itu pelayan Kristus yang terdidik pasti mempunyai pengetahuan yang
luas, mampu berpikir proaktif
dan sinergetik, mampu berpikir
sistematis dan lengkap, sehingga dapat membuat rencana & strategi.
Ia juga mampu berpikir cermat
dan tepat, sehingga dapat membuat perkiraan & keputusan yang baik. Terdidik juga berkaitan erat dengan
keahlian. Karena itu pelayan
Kristus yang terdidik
memiliki ketrampilan atau
keahlian praktis yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan memiliki kecakapan sosial, mampu membangun hubungan baik antar manusia yang dilaksanakan
dengan benar dan baik.
Empat Dimensi pelayan
Kristus yang terdidik
Seorang
pelayan Kristus yang terdidik atau tidak, dapat diukur dari 4 dimensi, yaitu: HEART (hati); HEAD (kepala/pikiran); HAND (tangan); HABIT (kebiasaan). Pertama, HEART (hati),
merupakan karakter
pelayan Kristus, sebab ketika Yesus berbicara tentang hati,
Ia mengacu pada titik pusat sifat kerohanian dan nurani (diri anda – jati diri anda). Hati, bicara mengenai mengapa anda melayani, apakah benar melayani atau untuk dilayani? Jika hati anda salah, anda akan
segera kehilangan arah dalam perjalanan pelayanan anda.
Hati
atau karakter pelayan Kristus yang terdidik dalam iman dan ajaran sehat sangat
jelas jika dibandingkan dengan yang tidak terdidik. Pelayan Kristus yang
terdidik hanya meninggikan Tuhan: Tuhanlah obyek penyembahannya, sumber rasa
amannya, Tuhanlah harga dirinya, Tuhanlah pemirsa yang maha mengetahui
keputusan-keputusan hidupnya. Tetapi pelayan Kristus yang tidak terdidik akan mengesampingkan
Tuhan: menyembah materi atau diri sendiri, sumber rasa aman dan sumber harga
dirinya adalah perkara jasmani. Pelayan Kristus yang terdidik berkarakter
rendah hati: tidak meninggikan diri, memuji pihak lain dan bukan diri sendiri,
mempunyai perspektif Ilahi mengenai sebab-akibat. Tetapi pelayan yang tidak
terdidik bersikap congkak: pongah, terlalu tinggi menilai diri sendiri, membual
tentang diri sendiri, sok berjasa, sok pamer, menguasai pembicaraan, dan ingin
jadi pusat perhatian. Pelayan Kristus yang terdidik berserah pada sifat dan
kebaikan tujuan Allah, rencana dan proses Allah, mempunyai transparansi dan
keefektifan, terus berjalan dalam iman selangkah demi selangkah. Tetapi pelayan
yang tidak terdidik bersikap sua protektif: berlindung di balik jabatan,
menyembunyikan informasi, mengintimidasi, menguasai kendali, menghalangi umpan
balik yang jujur, selalu membandingkan diri dengan orang lain dan tak pernah
bahagia, memutarbalikkan fakta dan kebenaran.
Kedua,
yaitu HEAD (kepala/pikiran), ini menyangkut bagaimana pola pikir anda sebagai
pelayan Kristus, apakah sesuai dengan pikiran Kristus, apakah jelas, terarah,
dan efektif? Pikiran pelayan Kristus yang terdidik meneladani pikiran dan
perasaan Kristus. Inilah kepemimpinan hamba yang terus-menerus Yesus ajarkan kepada para murid.
Kepemimpinan hamba ini mempunyai arah yang jelas dan penerapan efektif sehingga mencapai sasaran. Seperti Yesus, maka pelayan
Kristus yang terdidik tidak akan menganggap hal-hal yang ada padanya sebagai
milik yang harus dipertahankannya, tetapi ia akan mengosongkan dirinya,
merendahkan diri dan taat sampai mati, demi menjangkau dunia, melayani yang
terhilang, menghibur yang terluka, memberi, berbagi, mengasihi tanpa syarat,
tekun mengerjakan misi Allah untuk menyelamatkan manusia berapa-pun harganya
(Flp. 2:5-7).
Ketiga,
HAND (tangan), bicara mengenai metode-metode,
cara-cara, atau
ketrampilan sebagai seorang
pemimpin yang berhati hamba. Yesaya 49:1-6 berbicara tentang hamba Tuhan
yang diumpamakan sebagai “anak panah” yang menjadi alat untuk menggenapi tujuan
Allah. Hamba Tuhan atau anak panah ini artinya Yesus Sang Mesias, juga bisa
diartikan bangsa Israel, serta gereja dan pribadi orang percaya. Anak panah
terdiri dari 3 bagian: EKOR, BATANG PANAH, dan KEPALA PANAH. Kepala Panah yaitu
melambangkan ketrampilan pelayanan. Kepala panah yang baik ialah yang berbentuk
runcing dan tajam agar dapat mengenai sasaran. Begitulah seorang pelayan yang
terdidik harus mempunyai ketrampilan yang baik yang dapat mendukung tugasnya dalam
melaksanakan misi Allah. Pelayan yang tidak terampil ibarat anak panah yang
tumpul, ia akan melesat namun akhirnya tergeletak jatuh karena tidak bisa
menancap pada sasaran. Kalau kepala panah melambangkan ketrampilan, maka batang
panah melambangkan karakter. Batang panah yang baik ialah berbentuk lurus agar
dapat melesat sempurna. Begitulah pelayan yang terdidik harus mempunyai
karakter yang lurus seperti Kristus. Pelayan yang tidak memiliki karakter Kristus ibarat
batang panah yang bengkok, tidak bisa dipakai memanah, tidak berguna, sebab tidak akan mengenai sasaran, dan bahkan dapat menghalangi orang yang belum percaya
datang kepada Kristus dan menyebabkan masalah-masalah dengan orang percaya yang
lainnya.
Keempat,
HABIT (kebiasaan), bicara mengenai pola perilaku anda setiap hari sebagai
pelayan Kristus, mampu mendisiplin diri sendiri setiap hari, dan menundukkan
diri pada pimpinan Roh Kudus. Kedisiplinan Tuhan Yesus setiap hari yang membuat Dia tetap berfokus terhadap misi-Nya. Ekor
panah adalah bagian yang mengendalikan laju panah. Ekor panah melambangkan
kebiasaan pelayan Kristus yang mendisiplin diri, menundukkan diri pada kendali Roh
Kudus. Pelayan yang tidak mendisiplin diri sendiri untuk selalu tunduk pada
kendali Roh Kudus, tapi mengikuti kemauannya sendiri, ibarat ekor panah yang
kusut dan rusak sehingga tak bisa dipakai, tak berguna.
Anak
panah ideal ialah yang berujung tajam, batang lurus, dan ekor mantap. Inilah
pelayan Kristus yang terdidik, orang-orang dengan ketrampilan pelayanan yang
dikembangkan dengan baik, memiliki karakter ilahi, dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Mari menjadi pelayan Kristus yang terdidik dalam iman dan ajaran sehat, agar
kita seperti anak panah yang ideal, terasah, dan dipakai oleh-Nya.
---
Materi ini disampaikan oleh Dr. Bambang Sriyanto, salah satu dosen S-2 di STA Jember, pada acara seminar dalam lingkup Pendeta GPdI se-Jatim
Penyunting: Edy Siswoko, M.Pd.K.
---