PELAYAN KRISTUS YANG TERDIDIK DALAM IMAN DAN AJARAN SEHAT. Oleh: Dr. Bambang Sriyanto



SIAPA Pelayan Kristus?
Siapa pelayan Kristus itu? Pelayan Kristus dikenal dari ciri-cirinya atau karakteristiknya. Lalu bagaimana karakteristik pelayan Kristus? Karakter pelayan Kristus yang dikehendaki Bapa tentulah seperti karakter Tuhan Yesus Sang Pemimpin Agung. Oleh sebab itu setiap pelayan Kristus secara umum harus terus bertumbuh dalam proses pendewasaan atau penyempurnaan seperti Kristus, menempatkan Alkitab sebagai pedoman hidup, menjadikan  Alkitab sebagai pijakan segala pola tindak, pola pikir dan keputusan-keputusannya, theosentris (berfokus pada Allah), serta misinya adalah memberitakan Yesus Kristus sebagai sentral keselamatan dan berkat dunia.

Pelayan Kristus yang Terdidik dalam Iman
Terdidik dalam iman artinya tidak hidup dalam dosa, namun taat mutlak kepada Allah, kepada segala perintah dan kehendak-Nya (Flp. 2:8; Ibr. 5:7- 9). Terdidik dalam iman juga berarti hidupnya menjadi berkat untuk orang lain (Yoh. 4:34), tidak berpusat pada diri sendiri, tetapi hidup yang bertujuan untuk memuliakan Tuhan. Terdidik dalam iman juga berarti memiliki kepekaan terhadap Roh Kudus (Rm. 12:2; Mat. 5:8). Dalam Matius 5:8, kata melihat dalam teks aslinya tidak menggunakan kata “blepo atau theoreo” yang artinya melihat dengan mata, tetapi “horao” yang artinya melihat dengan hati. Ini menunjukkan pribadi yang peka dengan Tuhan, yang dapat membedakan antara suara dunia atau iblis, suara diri sendiri dan suara Tuhan. Kepekaan pelayan Kristus mencerminkan keintiman hubungannya dengan Roh Kudus. Pelayan yang peka terhadap Roh Kudus akan bertahan di dalam pembentukannya menjadi pelayan terdidik. Pelayan yang peka terhadap Roh Kudus senantiasa bersedia dikoreksi oleh Tuhan, hatinya tulus dan jujur, dan memiliki manusia batiniah yang berkenan di hadapan Tuhan.

Pelayan Kristus yang Terdidik dalam Ajaran Sehat
Pelayan Kristus yang terdidik dalam ajaran sehat memiliki komitmen kepada Tuhan, kepada organisasi dan pekerjaan. Ia juga memiliki integritas diri. Pelayan Kristus yang terdidik dalam ajaran sehat memiliki disiplin, motivasi, semangat hidup, kerja sama, orientasi proses & hasil, sikap positif, kreatif, inovatif, sinergetik, energetik, ketahanan, dan konsistensi. Ia juga memiliki kemauan, kerja keras untuk bekerja, punya kesetiaan dan ketekunan kerja.

Pengetahuan & keahlian Pelayan Kristus yang Terdidik
Terdidik erat kaitannya dengan pengetahuan. Oleh sebab itu pelayan Kristus yang terdidik pasti mempunyai pengetahuan yang luas, mampu berpikir proaktif dan sinergetik, mampu berpikir sistematis dan lengkap, sehingga dapat membuat rencana & strategi. Ia juga mampu berpikir cermat dan tepat, sehingga dapat membuat perkiraan & keputusan yang baik. Terdidik juga berkaitan erat dengan keahlian. Karena itu pelayan Kristus yang terdidik memiliki ketrampilan atau keahlian praktis yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan memiliki kecakapan sosial, mampu membangun hubungan baik antar manusia yang dilaksanakan dengan benar dan baik.

Empat Dimensi pelayan Kristus yang terdidik
Seorang pelayan Kristus yang terdidik atau tidak, dapat diukur dari 4 dimensi, yaitu: HEART (hati); HEAD (kepala/pikiran); HAND (tangan); HABIT (kebiasaan). Pertama, HEART (hati), merupakan karakter pelayan Kristus, sebab ketika Yesus berbicara tentang hati, Ia mengacu pada titik pusat sifat kerohanian dan nurani (diri anda – jati diri anda). Hati, bicara mengenai mengapa anda melayani, apakah benar melayani atau untuk dilayani? Jika hati anda salah, anda akan segera kehilangan arah dalam perjalanan pelayanan anda.
Hati atau karakter pelayan Kristus yang terdidik dalam iman dan ajaran sehat sangat jelas jika dibandingkan dengan yang tidak terdidik. Pelayan Kristus yang terdidik hanya meninggikan Tuhan: Tuhanlah obyek penyembahannya, sumber rasa amannya, Tuhanlah harga dirinya, Tuhanlah pemirsa yang maha mengetahui keputusan-keputusan hidupnya. Tetapi pelayan Kristus yang tidak terdidik akan mengesampingkan Tuhan: menyembah materi atau diri sendiri, sumber rasa aman dan sumber harga dirinya adalah perkara jasmani. Pelayan Kristus yang terdidik berkarakter rendah hati: tidak meninggikan diri, memuji pihak lain dan bukan diri sendiri, mempunyai perspektif Ilahi mengenai sebab-akibat. Tetapi pelayan yang tidak terdidik bersikap congkak: pongah, terlalu tinggi menilai diri sendiri, membual tentang diri sendiri, sok berjasa, sok pamer, menguasai pembicaraan, dan ingin jadi pusat perhatian. Pelayan Kristus yang terdidik berserah pada sifat dan kebaikan tujuan Allah, rencana dan proses Allah, mempunyai transparansi dan keefektifan, terus berjalan dalam iman selangkah demi selangkah. Tetapi pelayan yang tidak terdidik bersikap sua protektif: berlindung di balik jabatan, menyembunyikan informasi, mengintimidasi, menguasai kendali, menghalangi umpan balik yang jujur, selalu membandingkan diri dengan orang lain dan tak pernah bahagia, memutarbalikkan fakta dan kebenaran.
Kedua, yaitu HEAD (kepala/pikiran), ini menyangkut bagaimana pola pikir anda sebagai pelayan Kristus, apakah sesuai dengan pikiran Kristus, apakah jelas, terarah, dan efektif? Pikiran pelayan Kristus yang terdidik meneladani pikiran dan perasaan Kristus. Inilah kepemimpinan hamba yang terus-menerus Yesus ajarkan kepada para murid. Kepemimpinan hamba ini mempunyai arah yang jelas dan penerapan efektif sehingga mencapai sasaran. Seperti Yesus, maka pelayan Kristus yang terdidik tidak akan menganggap hal-hal yang ada padanya sebagai milik yang harus dipertahankannya, tetapi ia akan mengosongkan dirinya, merendahkan diri dan taat sampai mati, demi menjangkau dunia, melayani yang terhilang, menghibur yang terluka, memberi, berbagi, mengasihi tanpa syarat, tekun mengerjakan misi Allah untuk menyelamatkan manusia berapa-pun harganya (Flp. 2:5-7).
Ketiga, HAND (tangan), bicara mengenai metode-metode, cara-cara, atau ketrampilan sebagai seorang pemimpin yang berhati hamba. Yesaya 49:1-6 berbicara tentang hamba Tuhan yang diumpamakan sebagai “anak panah” yang menjadi alat untuk menggenapi tujuan Allah. Hamba Tuhan atau anak panah ini artinya Yesus Sang Mesias, juga bisa diartikan bangsa Israel, serta gereja dan pribadi orang percaya. Anak panah terdiri dari 3 bagian: EKOR, BATANG PANAH, dan KEPALA PANAH. Kepala Panah yaitu melambangkan ketrampilan pelayanan. Kepala panah yang baik ialah yang berbentuk runcing dan tajam agar dapat mengenai sasaran. Begitulah seorang pelayan yang terdidik harus mempunyai ketrampilan yang baik yang dapat mendukung tugasnya dalam melaksanakan misi Allah. Pelayan yang tidak terampil ibarat anak panah yang tumpul, ia akan melesat namun akhirnya tergeletak jatuh karena tidak bisa menancap pada sasaran. Kalau kepala panah melambangkan ketrampilan, maka batang panah melambangkan karakter. Batang panah yang baik ialah berbentuk lurus agar dapat melesat sempurna. Begitulah pelayan yang terdidik harus mempunyai karakter yang lurus seperti Kristus. Pelayan yang tidak memiliki karakter Kristus ibarat batang panah yang bengkok, tidak bisa dipakai memanah, tidak berguna, sebab tidak akan mengenai sasaran, dan bahkan dapat menghalangi orang yang belum percaya datang kepada Kristus dan menyebabkan masalah-masalah dengan orang percaya yang lainnya.
Keempat, HABIT (kebiasaan), bicara mengenai pola perilaku anda setiap hari sebagai pelayan Kristus, mampu mendisiplin diri sendiri setiap hari, dan menundukkan diri pada pimpinan Roh Kudus. Kedisiplinan Tuhan Yesus setiap hari yang membuat Dia tetap berfokus terhadap misi-Nya. Ekor panah adalah bagian yang mengendalikan laju panah. Ekor panah melambangkan kebiasaan pelayan Kristus yang mendisiplin diri, menundukkan diri pada kendali Roh Kudus. Pelayan yang tidak mendisiplin diri sendiri untuk selalu tunduk pada kendali Roh Kudus, tapi mengikuti kemauannya sendiri, ibarat ekor panah yang kusut dan rusak sehingga tak bisa dipakai, tak berguna.
Anak panah ideal ialah yang berujung tajam, batang lurus, dan ekor mantap. Inilah pelayan Kristus yang terdidik, orang-orang dengan ketrampilan pelayanan yang dikembangkan dengan baik, memiliki karakter ilahi, dan dipimpin oleh Roh Kudus. Mari menjadi pelayan Kristus yang terdidik dalam iman dan ajaran sehat, agar kita seperti anak panah yang ideal, terasah, dan dipakai oleh-Nya.

---


Materi ini disampaikan oleh Dr. Bambang Sriyanto, salah satu dosen S-2 di STA Jember, pada acara seminar dalam lingkup Pendeta GPdI se-Jatim

Penyunting: Edy Siswoko, M.Pd.K.
---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDAFTARAN S2

  Pendaftaran Mahasiswa Baru, Program Pascasarjana, Program Studi Magister Teologi (M.Th) STA Jember 👍🤝 Pendaftaran dibuka setiap waktu 📍...