MENGIKUTI PANGGILAN
SEBAGAI TALMIDIM KRISTUS
Dalam wisuda STAJ ke-32, tampil Dr. Sonny Eli Zaluchu membawakan
orasi ilmiah. Dosen, gembala dan penulis yang sudah menulis 9 buku sekaligus dosen S2
di STAJ ini mengusung topik orasi: “Quo Vadis Domine” (kemanakah engkau pergi).
Beliau mengatakan, dalam satu sisi wisudawan-wisudawati sudah menyelesaikan masa
belajar, tapi wisuda ini adalah awal menjadi Talmidim (murid) Kristus yang
dipanggil untuk diutus dan memikul salib di tengah dunia yang gelap ini. Wisuda
ini bukan akhir tapi babak baru yang akan dimasuki mereka. Talmidim semula dikenakan
kepada 12 murid Yesus yang dipanggil-Nya untuk mengikuti Dia. Tapi seiring
dengan kekristenan yang berkembang melampaui batas-batas negara, politik, suku bangsa,
dan budaya, maka kita pengikut Kristus juga disebut talmidim atau murid karena
kita juga melalui suatu fase yang disebut panggilan.
Sebagai jawaban
atas pertanyaan “Quo Vadis Domine” yaitu, talmidim Kristus harus pergi
mengikuti panggilan Kristus. Kata “mengikuti” bermakna berjalan di belakang
Yesus, bukan di depan Yesus. Maka bila kita mengikuti panggilan Kristus, dibutuhkan
kepatuhan dan kesetiaan kepada Tuhan, bukan pada materi atau hal lain. Kalau kita
lebih memilih materi untuk diikuti (seperti pemuda kaya dalam Mat. 19:22), maka
kita tak bisa mengikuti panggilan-Nya. Seorang penulis, Os Guinness menulis
dalam bukunya “Rising To The Call” bahwa definisi panggilan adalah kebenaran
bahwa Allah memanggil kita kepada diri-Nya sehingga seluruh keberadaan kita,
segala yang kita lakukan, dan segala yang kita miliki, semuanya kita persembahkan
dan kita abdikan kepada-Nya. Jika nyatanya keberadaan kita, segala yang kita
lakukan, dan segala yang kita miliki, tidak kita persembahkan dan tidak kita
abdikan kepada-Nya, maka patut dipertanyakan apakah benar bahwa kita telah mengikuti
panggilan-Nya?
MELAKSANAKAN TANGGUNG
JAWAB SEBAGAI TALMIDIM KRISTUS
Talmidim
adalah konsep Ibrani yang sangat khas mengenai pemuridan (discipleship). Disebut
khas karena tidak semata bicara kedudukan sebagai murid tapi ada tuntutan tanggung
jawab yang besar, baik secara moral dan perilaku sehari-hari, sehingga
seseorang dikenali sebagai talmidim Kristus yang sejati, bukan yang palsu. Jadi
sebagai jawaban atas pertanyaan “Quo Vadis Domine” yaitu bahwa talmidim Kristus
harus pergi melaksanakan tanggung jawabnya. Tanggung
jawab itu menuntut kita untuk mengarahkan kepentingan hidup kita untuk
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Tuhan. Bukan tujuan dan keinginan kita yang
berkuasa, tapi keinginan kita harus kita arahkan agar selaras dengan kehendak-Nya.
Talmidim Kristus bertanggung jawab memikul salib, seperti yang Paulus katakan dalam
Galatia 2:20: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Dalam terjemahan lain tertulis "i
have been crucified with Christ” (aku telah disalibkan bersama Kristus). Bentuk
waktu “perfect” dalam kalimat tersebut menekankan bahwa murid Kristus harus selalu
siap menderita, menyangkal diri, sebab dalam diri kita ada identitas Kristus. Ini
adalah makna terdalam dari sebuah panggilan. Banyak murid gagal karena tidak
tahan menderita dan menyangkal diri. Sebab, memberitakan Injil memang bukan untuk mencapai sasaran
kesenangan duniawi, sehingga tak semua orang bisa memenuhi panggilannya dengan
baik. Dr. Bobby Clinton dari Fuller Theological Seminary menuliskan bahwa dari
100 pemimpin di Alkitab yang mengemban amanat dari Allah, hanya 49 orang yang
benar-benar tuntas menunaikan panggilannya, sedang yang lain gagal karena terpikat kesenangan
duniawi, gagal karena dosa, gagal karena lari dari panggilan, dan sebagainya.
Sebelum
Kristus disalibkan, Petrus bertanya pada Tuhan Yesus “Quo Vadis Domine?” Saat
itu Yesus menjawab: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku
sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Saat itu Yesus akan
pergi untuk disalib, dan saat itu belum saatnya bagi Petrus untuk mengikuti
Yesus. Namun suatu kali ketika orang Kristen di Roma dianiaya dan Petrus hendak
melarikan diri dari kota Roma, Yesus menampakkan diri kepada Petrus dan Petrus
bertanya kepada-Nya “Quo Vadis Domine?” Dalam penglihatan itu Tuhan Yesus
menjawab: “Romam vado iterum crucifigi” (artinya:
Aku pergi ke Roma untuk disalibkan kembali). Begitu mendengar jawaban tersebut,
Petrus langsung kembali ke Roma dan di sana ia ditangkap lalu disalibkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar