WISUDA STAJ XXXII Thn. 2014: "QUO VADIS DOMINE" Oleh: Dr. Sonny Ely Zaluchu


MENGIKUTI PANGGILAN SEBAGAI TALMIDIM KRISTUS

Dalam wisuda STAJ ke-32, tampil Dr. Sonny Eli Zaluchu membawakan orasi ilmiah. Dosen, gembala dan penulis yang sudah menulis 9 buku sekaligus dosen S2 di STAJ ini mengusung topik orasi: “Quo Vadis Domine” (kemanakah engkau pergi). Beliau mengatakan, dalam satu sisi wisudawan-wisudawati sudah menyelesaikan masa belajar, tapi wisuda ini adalah awal menjadi Talmidim (murid) Kristus yang dipanggil untuk diutus dan memikul salib di tengah dunia yang gelap ini. Wisuda ini bukan akhir tapi babak baru yang akan dimasuki mereka. Talmidim semula dikenakan kepada 12 murid Yesus yang dipanggil-Nya untuk mengikuti Dia. Tapi seiring dengan kekristenan yang berkembang melampaui batas-batas negara, politik, suku bangsa, dan budaya, maka kita pengikut Kristus juga disebut talmidim atau murid karena kita juga melalui suatu fase yang disebut panggilan. 

Sebagai jawaban atas pertanyaan “Quo Vadis Domine” yaitu, talmidim Kristus harus pergi mengikuti panggilan Kristus. Kata “mengikuti” bermakna berjalan di belakang Yesus, bukan di depan Yesus. Maka bila kita mengikuti panggilan Kristus, dibutuhkan kepatuhan dan kesetiaan kepada Tuhan, bukan pada materi atau hal lain. Kalau kita lebih memilih materi untuk diikuti (seperti pemuda kaya dalam Mat. 19:22), maka kita tak bisa mengikuti panggilan-Nya. Seorang penulis, Os Guinness menulis dalam bukunya “Rising To The Call” bahwa definisi panggilan adalah kebenaran bahwa Allah memanggil kita kepada diri-Nya sehingga seluruh keberadaan kita, segala yang kita lakukan, dan segala yang kita miliki, semuanya kita persembahkan dan kita abdikan kepada-Nya. Jika nyatanya keberadaan kita, segala yang kita lakukan, dan segala yang kita miliki, tidak kita persembahkan dan tidak kita abdikan kepada-Nya, maka patut dipertanyakan apakah benar bahwa kita telah mengikuti panggilan-Nya?


MELAKSANAKAN TANGGUNG JAWAB SEBAGAI TALMIDIM KRISTUS

Talmidim adalah konsep Ibrani yang sangat khas mengenai pemuridan (discipleship). Disebut khas karena tidak semata bicara kedudukan sebagai murid tapi ada tuntutan tanggung jawab yang besar, baik secara moral dan perilaku sehari-hari, sehingga seseorang dikenali sebagai talmidim Kristus yang sejati, bukan yang palsu. Jadi sebagai jawaban atas pertanyaan “Quo Vadis Domine” yaitu bahwa talmidim Kristus harus pergi melaksanakan tanggung jawabnya. Tanggung jawab itu menuntut kita untuk mengarahkan kepentingan hidup kita untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Tuhan. Bukan tujuan dan keinginan kita yang berkuasa, tapi keinginan kita harus kita arahkan agar selaras dengan kehendak-Nya. 

Talmidim Kristus bertanggung jawab memikul salib, seperti yang Paulus katakan dalam Galatia 2:20: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Dalam terjemahan lain tertulis "i have been crucified with Christ” (aku telah disalibkan bersama Kristus). Bentuk waktu “perfect” dalam kalimat tersebut menekankan bahwa murid Kristus harus selalu siap menderita, menyangkal diri, sebab dalam diri kita ada identitas Kristus. Ini adalah makna terdalam dari sebuah panggilan. Banyak murid gagal karena tidak tahan menderita dan menyangkal diri. Sebab, memberitakan Injil memang bukan untuk mencapai sasaran kesenangan duniawi, sehingga tak semua orang bisa memenuhi panggilannya dengan baik. Dr. Bobby Clinton dari Fuller Theological Seminary menuliskan bahwa dari 100 pemimpin di Alkitab yang mengemban amanat dari Allah, hanya 49 orang yang benar-benar tuntas menunaikan panggilannya, sedang yang lain gagal karena terpikat kesenangan duniawi, gagal karena dosa, gagal karena lari dari panggilan, dan sebagainya. 

Sebelum Kristus disalibkan, Petrus bertanya pada Tuhan Yesus “Quo Vadis Domine?” Saat itu Yesus menjawab: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Saat itu Yesus akan pergi untuk disalib, dan saat itu belum saatnya bagi Petrus untuk mengikuti Yesus. Namun suatu kali ketika orang Kristen di Roma dianiaya dan Petrus hendak melarikan diri dari kota Roma, Yesus menampakkan diri kepada Petrus dan Petrus bertanya kepada-Nya “Quo Vadis Domine?” Dalam penglihatan itu Tuhan Yesus menjawab: “Romam vado iterum crucifigi” (artinya: Aku pergi ke Roma untuk disalibkan kembali). Begitu mendengar jawaban tersebut, Petrus langsung kembali ke Roma dan di sana ia ditangkap lalu disalibkan.

“Quo Vadis Domine” adalah pertanyaan yang patut kita renungkan bersama: siapkah kita mengambil keputusan mengikut Kristus secara total atau menyerah ketika cobaan datang? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDAFTARAN S2

  Pendaftaran Mahasiswa Baru, Program Pascasarjana, Program Studi Magister Teologi (M.Th) STA Jember 👍🤝 Pendaftaran dibuka setiap waktu 📍...