“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan
muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang
adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18)
PROLOG
Secara implisit Alkitab menyatakan bahwa
transformasi Kristen bukan sekedar momentum melainkan proses, pengikut Kristus
baru akan mengalami transformasi sempurna saat kedatangan Kristus yang kedua
kali (Why. 21:1-8). Untuk menuju transformasi sempurna tersebut tidak mudah
sebab kita masih harus berjuang melawan dosa dan tipu muslihat Iblis, sehingga
pengajaran transformasi Kristen sangat diperlukan. Maka dari itu penulis menaruh
interes untuk melakukan telaah transformasi Kristen. Pendekatan yang digunakan penulis
ialah inductive approach, penulis
akan mengumpulkan, menafsirkan dan menarik konklusi dari data-data Alkitab.
ETIMOLOGI
Transformasi berbeda dengan reformasi. Kata
reformasi terbentuk dari kata re dan form dan menurut John M. Echol artinya adalah
pembentukan kembali sesuatu seperti semula. Sedang kata transformasi terbentuk
dari kata trans dan form. Trans berarti beyond atau melampaui sementara form berarti bentuk. Agar lebih jelas kita bisa menelusuri Firman
Tuhan melalui Paulus dalam 2 Korintus 3:18. Kata “diubah” yang dipakai Paulus
dalam bahasa Inggrisnya ialah being
transformed dan dalam bahasa asli Perjanjian Baru (Yunani) berasal dari
kata kerja metamorphoo yang berarti
mengubah ke bentuk lain. Kata ini dipakai 4 kali dalam Alkitab dan sebanyak 2
kali dipakai dalam peristiwa perubahan rupa Yesus yang digambarkan wajah-Nya
bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya bersinar seperti terang (Mat. 17:2;
Mrk. 9:2). Perubahan bentuk itu sendiri
disebut metamorphosis, misalnya
perubahan ulat menjadi kupu-kupu atau kecebong menjadi katak. Ulat dan
kupu-kupu mempunyai sifat, tampilan, bentuk, gerakan, makanan dan cara hidup yang
sama sekali berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa transformasi ialah perubahan
bentuk melampaui bentuk fisik dan melampaui bentuk semula. Dan perubahan itu
mencakup banyak aspek seperti rupa, posisi, kondisi, sifat, fungsi, kualitas,
cara hidup dan sebagainya.
Sebutan Kristen atau Kristiani atau aslinya
Christianos muncul 3 kali dalam
Alkitab dan mempunyai arti pendukung-pendukung Kristus, atau pengikut-pengikut
Kristus. Asal sebutan ini berasal dari bahasa Latin, di mana kata benda jamak yang
diberi akhiran iani atau oi menunjuk kepada serdadu atau pengikut
dari seorang perwira khusus. Masyarakat non Kristen dari Antiokhia-lah yang pertama-tama
menciptakan sebutan itu untuk mengejek orang yang percaya pada Kristus. Timbulnya
sebutan bernada mengejek ini mendapat tanggapan rasul Petrus dengan nasehat
kepada jemaat Tuhan dalam surat 1 Petrus 4:14-16 agar jangan malu disebut
Kristen. Petrus berkata bahwa adalah suatu kebahagiaan bila dihina sebagai
pengikut Kristus (ayat 14), bila dihina karena mencuri atau berbuat jahat kita
patut malu (ayat 15), tetapi bila dihina dan menderita karena mengikut Kristus
kita tak perlu malu bahkan menurut rasul Petrus kita harus berterimakasih pada
Allah sebab dalam sebutan Kristen itu berisi nama Juruselamat kita yakni
Kristus (ayat 16).
Dari
arti kata transformasi dan arti kata Kristen maka transformasi Kristen
mempunyai arti transformasi pengikut-pengikut Kristus. Firman Tuhan melalui
Paulus dalam 2 Korintus 3:18 menyatakan 3 hal tentang transformasi Kristen
yakni:
1. Transformasi Kristen ialah karya Tuhan
2. Tujuan transformasi Kristen
3. Sifat Transformasi Kristen
TRANSFORMASI KRISTEN
ADALAH KARYA TUHAN
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan
muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan
yang adalah Roh, maka kita diubah….”
C. A Scott (Christianity according to St. Paul,
1927, hlm 111) mengatakan bahwa mulai dari saat iman bekerja, suatu
transformasi sudah terjadi. “Muka yang tidak berselubung” mempunyai arti
kemerdekaan Kristen, bahwa saat kita percaya selubung kebutaan rohani kita
diangkat sehingga bisa melihat kebenaran (2Kor. 3:14-17). “Mencerminkan
kemuliaan Tuhan” menyatakan keintiman, bahwa pada saat kita meresponi anugerah
Kristus maka hubungan kita yang semula jauh dari Allah menjadi intim dengan
Allah (Kol. 1:21-22) sehingga kita dapat memantulkan kemuliaan Tuhan yang terpancar
dalam hidup dan karakter. Inilah transformasi Kristen.
Selanjutnya dikatakan bahwa “karena kemuliaan
itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah (being transformed).” Jadi transformasi Kristen
adalah karya Tuhan. Tuhan menginginkan dan merencanakan transformasi. Dalam
Yeremia 31 Tuhan berfirman tentang “Perjanjian Baru” dan menyatakan bahwa
pertobatan terjadi karena Allah yang memanggil umat-Nya dan memberikan
penyataan-Nya. Anugerah Allah juga memampukan mereka untuk hidup menjadi umat
Allah sebab Allah akan menaruh firman-Nya dalam batin mereka dan menuliskannya
dalam hatinya (Yer. 31:31-34). Itulah perjanjian yang baru, ketika Allah
melakukan transformasi hati manusia yang menjadi pusat kehendak sehingga
manusia dapat mengenal Allah secara pribadi dan menjadi new creation (2Kor. 5:17). Saat kita menerima Kristus kita
mengalami transformasi dari gelap kepada terang, dari kematian kepada
kehidupan, dari pengikut si jahat menjadi pengikut Kristus, dari musuh Kristus menjadi
saksi Kristus. Keadaan sesudah transformasi transenden dengan keadaan sebelum transformasi
Dalam kalimat “karena kemuliaan itu
datangnya dari Tuhan yang adalah Roh,
maka kita diubah” Paulus menyatakan kesejajaran antara Tuhan Yesus dan Roh
Kudus yang bekerjasama dalam mendatangkan transformasi bagi kita (2Kor.
3:17-18). Jadi transformasi adalah juga karya Roh Kudus. Hasil dari
transformasi oleh Roh Kudus di dalam kehidupan orang percaya ialah buah-buah
Roh yang meliputi apa yang dirasakan, apa yang dikerjakan dan apa yang
dikatakan (Gal. 5:22-23).
Bersambung
Ditulis Oleh: Edy Siswoko
Dosen Musik Gereja & Hermeneutika
Bersambung
Ditulis Oleh: Edy Siswoko
Dosen Musik Gereja & Hermeneutika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar