5 TIPE KHOTBAH: Suatu Umpan Balik bagi Pengembangan Khotbah di dalam Gereja


Pengantar
Sejarah gereja menunjukkan bahwa Injil telah tersebar melalui khotbah dan kesaksian pribadi. Khotbah menjadi  bagian yang sangat penting
dalam gereja, memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan kesehatan gereja. Namun demikian, belakangan ini, terjadi keraguan terhadap relevansi khotbah. Sekalipun sumber-sumber bahan untuk berkhotbah seperti kursus-kursus, websites, buku-buku, dan jurnal-jurnal tentang teori-teori baru dalam hal berkhotbah telah banyak tersedia, namun khotbah-khotbah sepertinya tidak mampu membawa kehidupan baru dalam gereja.

Sebagai pendeta, kita memiliki tugas penting dalam berkhotbah. Untuk itu, kita harus terus mengembangkan kemampuan berkhotbah. Dalam tulisan singkat ini, saya kemukakan 5 tipe khotbah sebagai hasil penelitian Rev. Johnson T.K. Liem di Singapura, yang menurut saya sangat dekat dengan keadaan kita di Indonesia, sebagai umpan balik bagi kita semua untuk terus meningkatkan kesanggupan kita dalam berkhotbah agar dapat membawa kehidupan baru di dalam gereja.
           
Ada 2 pokok bahasan penting dalam tulisan ini, yaitu: lima tipe khotbah dan karakter khotbah yang luar biasa.


Lima Tipe Khotbah

Pertama, ugly preaching atau khotbah yang sangat jelek. Ciri-ciri ugly preaching adalah:

  1. Pengkhotbah menggunakan mimbar untuk memarahi atau mencerca mereka yang duduk di bangku gereja yang mempertanyakan otoritas ataupun keputusan pengkhotbah.
  2. Tujuan khotbah adalah untuk menakut-nakuti jemaat agar tunduk pada gereja.
  3. Pengkhotbah menggunakan Alkitab sebagai ”palu” untuk memukul mereka yang tidak setuju dengan pandangannya. Pengkhotbah menyalahgunakan Alkitab untuk menunjukkan akibat yang mengerikan jika tidak mendengarkannya.
  4. Khotbah semacam ini menunjukkan penyimpangan dalam pemakaian mimbar.

Kedua, bad preaching atau khotbah yang buruk. Ciri-cirinya:
  1. Pengkhotbah memakai teks-teks Alkitab di luar konteksnya.
  2. Pesan moral dan spiritual dikemukakan setengah matang.
  3. Alkitab digunakan sebagai dasar untuk berbicara tentang sesuatu yang lain dari apa yang teks Alkitab itu katakan.
  4. Pengkhotbah biasanya mengutip rangkaian teks: satu ayat kemudian ayat lain tanpa memperhatikan konteks ayat-ayat tersebut, seperti menggunakan konkordansi Alkitab sembarangan.
  5. Penggunaan kata-kata yang monoton serta membosankan.
 Ketiga, poor preaching atau khotbah yang miskin. Ciri-cirinya:
  1. Cara menyampaikan khotbah yang menjemukan, monoton, dan membuat bosan.
  2. Dapat disebut dengan ”hypnotic preaching” karena membuat jemaat tertidur.
  3. Eksegesis dan eksposisinya mungkin bagus tapi cara penyampaiannya tidak baik dan membosankan.
  4. Khotbah semakin buruk karena biasanya sangat panjang.
 Keempat, good preaching, khotbah yang baik. Ciri-cirinya:
  1. Pengkhotbah setia kepada teks dan memakai prinsip-prinsip hermeneutika dalam eksegesis dan ekspositori.
  2. Berita yang disampaikan: Alkitabiah, teologinya benar dan  solid.
  3. Khotbah dalam bentuk ekspositori atau topikal.
  4. Pikiran jemaat dikobarkan dan diarahkan kepada hal-hal tentang Tuhan.
  5. Jemaat memuji khotbah tersebut.
Kelima, great preaching, khotbah yang luar biasa. Ciri-cirinya:
  1. Ditandai dengan kuasa Roh Kudus.
  2. Pengkhotbah yang diurapi atau ”on fire on God.”
  3. Cara menyampaikan khotbah yang luar biasa.
  4. Jemaat dapat merasakan kehadiran Tuhan dan penghukuman-Nya.
  5. Jemaat terinspirasi dan dipengaruhi untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan.
  6. Ketika jemaat pulang dari gereja, mereka telah merasa berjumpa dengan Tuhan.

Karakter Khotbah Yang Luar Biasa

Realitas khotbah di Singapura – kemungkinan juga di Indonesia:
  1. Sangat jarang khotbah yang luar biasa.
  2. Yang biasa adalah khotbah yang baik, miskin, ataupun buruk. Khotbah yang sangat jelek biasanya di gereja yang otoriter.
  3. Para pendeta perlu belajar di lembaga pendidikan yang terakreditasi.
  4. Banyak khotbah Alkitabiah, tapi lemah dalam aspek praktis.
  5. Khotbah yang luar biasa sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan gereja.
  6. Seorang pengkotbah yang luar biasa belum tentu memimpin gereja yang sangat besar (mega church).
Perbedaan khotbah yang baik dan khotbah yang luar biasa:


KHOTBAH YANG BAIK
KHOTBAH YANG LUAR BIASA
Menggerakkan pikiran
Menggerakkan hati
Menanamkan pengetahuan.
Menanamkan pengetahuan dan pengaruh
Menjangkau pikiran.
Menjangkau jiwa (soul).
Memberikan informasi saja.
Merubah hidup
Membutuhkan karisma – karismatik.
Bergantung pada pengurapan Roh Kudus


Dimanakah posisi kita? Mari kita belajar bersama meningkatkan kemampuan berkhotbah kita, Tuhan memberkati.

Oleh: Doni Heryanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDAFTARAN S2

  Pendaftaran Mahasiswa Baru, Program Pascasarjana, Program Studi Magister Teologi (M.Th) STA Jember 👍🤝 Pendaftaran dibuka setiap waktu 📍...