KREATIFITAS DAN MENGAJAR ALKITAB KREATIF (2)

Prinsip Kerja Mengajar Alkitab Kreatif
           
Mengajarkan Alkitab secara kreatif harus dimulai dari pribadi guru. Setiap guru haruslah menyadari dan menghargai dirinya sebagai pribadi yang memiliki potensi kreatif yang diperoleh dari Allah. Sebagai pribadi kreatif ia harus berusaha mengembangkan kreatifitasnya, khususnya dalam mengajarkan Alkitab. Untuk dapat mengembangkan potensi kreatif tersebut dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
  1. Seorang guru haruslah menanamkan dalam dirinya suatu motivasi yang kuat dalam dirinya untuk mengajar secara kreatif. Motivasi yang kuat tersebut diharapkan dapat melahirkan sikap kreatif terhadap kegiatan mengajar dan kecintaan terhadap pengajaran itu sendiri. Hal ini sangat memungkinkan penggunaan kreatifitas dalam setiap pengajaran.
  2. Seorang guru harus pandai-pandai dalam mengatur atau me-manage waktunya. Waktu yang cukup sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu pemikiran, sikap maupun tindakan kreatif. Seorang guru yang terlalu sibuk bekerja tanpa memperhatikan waktu-waktu tertentu untuk berpikir dan merenung untuk melihat suatu kemungkinan meningkatkan kualitas pengajarannya akan menghambat pertumbuhan kreatifitasnya.
  3. Seorang guru haruslah menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Fluktuasi kreatifitas sangat dipengaruhi oleh kesehatan, baik dari segi fisik maupun mentalnya. Pribadi yang tidak sehat akan terhambat pertumbuhan kreatifitasnya. 
  4.  Seorang guru haruslah berusaha mengembangkan pola berpikir “divergen,” yaitu bentuk pemikiran yang terbuka, yang menjajaki bermacam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan atau masalah (1988:3). Hal ini juga menunjukkan kemandirian dalam berpikir. Meskipun demikian, seorang guru juga perlu menjaga keseimbangan antara kemandirian dalam berpikir dengan berani terbuka pada gagasan-gagasan orang lain. 
  5. Seorang guru juga harus bersedia melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Marlene D. Lefever dalam bukunya “Creative Teaching Methodes” menuliskan tentang 5 langkah dalam proses kreatif (Chapter 2) yang sangat berguna untuk menghasilkan suatu kreatifitas yang bermanfaat. Adapun langkah-langkah tersebut adalah: persiapan (memerlukan kerja keras), inkubasi (memikirkan bahan yang sudah disiapkan), iluminasi (suatu tahapan untuk melihat titik terang), elaborasi (suatu upaya perluasan gagasan atau pematangan ide yang telah diperoleh), verifikasi (menguji kembali apa yang telah dihasilkan). 
  6. Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang baik dan benar tentang Alkitab dan memiliki suatu hermeneutika Alkitabiah yang memadai agar dapat menyampaikan pesan Alkitab kepada masyarakat modern ini secara relevan. 
  7. Hal yang paling penting adalah, bahwa seorang guru harus memiliki hubungan yang dekat, harmonis dan dinamis dengan Tuhan Yesus sebagai suatu teladan. Yesus adalah Guru Agung yang sangat ahli dalam pengajaran-Nya. Dia adalah sumber inspirasi dan sumber kreatifitas bagi setiap guru Kristen. Oleh sebab itu, Yesus haruslah menjadi model bagi setiap pendidik Kristen. Seorang guru juga harus memiliki hubungan yang dinamis dengan Roh Kudus, yaitu Roh Penolong yang diberikan Bapa dalam Tuhan Yesus Kristus agar kita sanggup melakukan tugas mengajar.
Mengajar Alkitab kreatif diharapkan dapat mencapai sasaran-sasaran pengajaran. Lawrence O. Richards menuliskan dalam bukunya “Mengajarkan Alkitab Secara Kreatif” bahwa kreatifitas dalam mengajar harus dapat menentukan sasaran-sasaran dalam pengajaran. Adapun sasaran-sasaran dalam pengajaran tersebut adalah meliputi: sasaran isi yakni berupaya mengajarkan Alkitab, sasaran inspirasi yakni memberikan inspirasi atau ilham, sasaran tindakan/respon yakni menggerakkan orang agar bertindak (1994:140). Hal ini sangat penting diperhatikan, karena fungsi kreatifitas adalah untuk menghasilkan suatu pendekatan yang sangat tepat bagi tercapainya sasaran-sasaran tersebut.

Mengajar Alkitab secara kreatif tidak saja terpusat pada guru semata-mata dalam pengajarannya, tetapi juga harus melibatkan murid-muridnya dalam proses kreatifitas. Untuk itu perlu sekali pemahaman akan situasi dan kondisi dari anak didik atau murid-murid dalam kelas pelajaran Alkitab. Richards menekankan bahwa dalam pengajaran, guru harus dapat menjadi seorang pembimbing yang baik bagi murid agar mereka tidak pasif, melainkan menjadi aktif di kelas. Guru tidak saja harus pandai bercerita atau berceramah, melainkan harus mampu mengarahkan dan membimbing murid-muridnya  ke dalam kegiatan belajar yang aktif (1994:100-102). Aktifitas murid dalam kelas haruslah proposional, sesuai dengan tingkatan usia dan kemampuannya. Untuk itu sebagai guru yang ingin mengajar Alkitab secara kreatif haruslah berusaha memperlengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang kelompok anak, remaja, pemuda dan dewasa, baik dari segi biologis maupun psikologisnya agar dapat mengembangkan kreatifitasnya.


Kesimpulan
           
Kreatifitas tidak dapat dipisahkan dengan keempat seginya, yaitu: pribadi kreatif, pendorong kreatifitas, proses kreatif, dan produk kreatifitas. Pemahaman ini sangat penting untuk memupuk kesadaran pentingnya meningkatkan kualitas diri dan mengembangkan  potensi kreatif dalam diri setiap individu. Disamping mengembangkan faktor internal yang memungkinkan individu kreatif, sangatlah penting diperhatikan lingkungan eksternal.

Dalam kaitannya dengan pendidikan Kristen, pertama-tama yang harus dikembangkan adalah relasi dinamis dengan Roh Kudus sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas, serta belajar dari Tuhan Yesus Kristus sebagai Guru dan Tuhan (Yoh. 13:13). Hal ini membutuhkan waktu yang cukup serta kesiapan dari segi jasmani dan rohani. Relasi dengan sesama manusia dan lingkungan alam haruslah terjalin secara harmonis sebagaimana dikehendaki oleh Allah untuk saling mengasihi dan memelihara kelestarian lingkungan. Sebagai seorang pendidik juga seharusnya tidak terjebak dalam sikap “sayang diri” yang menyebabkan dirinya tidak mau melibatkan diri dalam proses kreatif yang membutuhkan kerja keras dan keuletan serta motivasi dan kemauan yang kuat. Dan hendaknya diperhatikan bahwa hasil kreatifitas haruslah sesuatu yang bermanfaat bagi pribadi kreatif dan masyarakat pada umumnya.
           
Prinsip kerja mengajar Alkitab kreatif haruslah dimulai dari pribadi guru dengan upaya kreatifitasnya dalam merencanakan, mempersiapkan dan menyajikan pengajarannya dengan sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Selanjutnya guru juga harus menjadi pembimbing yang baik bagi anak didiknya agar mereka menjadi pribadi aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, dan membimbing mereka menjadi pribadi yang kreatif juga. Dengan prinsip-prinsip yang demikian diharapkan sasaran dan tujuan pengajaran Alkitab tercapai, di mana murid yang harus memiliki pengetahuan Alkitab dapat melihat implikasi bagi dirinya dan memberikan respon kepada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya.

Oleh: Doni Heryanto

Daftar Kepustakaan

Lawrence O. Richards. Mengajar Alkitab Kreatif. Bandung: Kalam Hidup, 1994.

Marlene D. LeFever. Creative Teaching Methodes. Ontario: David C. Cook Publishing CO, Tt.

Utami Munandar. Kreatifitas Sepanjang Masa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDAFTARAN S2

  Pendaftaran Mahasiswa Baru, Program Pascasarjana, Program Studi Magister Teologi (M.Th) STA Jember 👍🤝 Pendaftaran dibuka setiap waktu 📍...